[PORTAL-ISLAM.ID] Kepemimpinan Perdana Menteri New Zealand (Selandia Baru) Jacinda Ardern dalam menangani agresi teror di dua masjid di Christchurch menuai kebanggaan dari aneka macam pihak. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun memuji perilaku nrimo Ardern dalam merangkul umat Islam yang tinggal di negaranya.
Pujian Erdogan itu disampaikan dalam pidatonya dan juga lewat goresan pena editorial opini pada surat kabar terkemuka Amerika Serikat (AS), The Washington Post. Erdogan menyerukan kepada seluruh pemimpin negara-negara Barat untuk berguru dari PM Ardern.
"Seluruh pemimpin negara-negara Barat harus berguru dari keberanian, kepemimpinan, dan ketulusan Perdana Menteri New Zealand Jacinda Ardern dalam merangkul umat Islam yang tinggal di negara mereka," sebut Erdogan dalam tulisannya, ibarat dilansir media lokal New Zealand Herald, Rabu (20/3/2019).
"Empati yang ditunjukkan oleh PM New Zealand Jacinda Ardern dan solidaritasnya dengan umat Islam harus menjadi pola bagi semua pemimpin dunia," kata Erdogan dalam pidatonya.
President Erdogan: The empathy displayed by Ms. Ardern and her solidarity with Muslims should set an example to all the world leaders. pic.twitter.com/pFiTnzDJ3D— RTErdogan Live (@RTErdoganLive) 22 Maret 2019
Erdogan juga menantang negara-negara Barat bahwa mereka mempunyai 'tanggung jawab tertentu' sehabis agresi teror yang terjadi di dua masjid New Zealand. Aksi teror itu menewaskan 50 orang.
Lebih lanjut Erdogan menyerukan kepada negara-negara Barat untuk menolak "normalisasi rasisme, xenofobia, dan islamofobia yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir". Menurut Erdogan, xenofobia dan islamofobia pada masa kemudian berhadapan dengan "kebisuan di Eropa dan bab lain dari dunia Barat".
"Kita tidak sanggup membiarkan ini terjadi lagi," tegasnya.
"Jika dunia ingin mencegah serangan serupa ibarat di New Zealand terjadi di masa mendatang, harus dimulai dengan menetapkan bahwa apa yang terjadi merupakan produk kampanye kotor terkoordinasi," imbuh Erdogan dalam tulisannya.
Kembali ke PM Ardern, kepeduliannya juga ditunjukkan dengan menemui keluarga korban serangan teror di dua masjid sehabis kejadian. Dalam kesempatan itu, PM Ardern tampak mengenakan kerudung.
Dalam kesempatan lain, PM Ardern juga mengecam pernyataan senator Australia Fraser Anning, yang menyalahkan imigran muslim atas teror di Christchurch. Menurut Ardern, komentar tersebut memalukan.
Selain itu, PM Ardern menjadi penanda tangan pertama buku belasungkawa nasional atas serangan teror terhadap jemaah masjid di Christchurch. Buku ini dibuka untuk umum di Wellington semenjak Senin (18/3).
"Atas nama seluruh warga Selandia Baru, kita berduka bersama. Kita satu. Mereka yakni kita," tulis PM Ardern dalam buku tersebut.
Tak hanya itu, PM Ardern pun enggan menyebut nama pelaku teror di dua masjid Christchurch dalam setiap pernyataannya. Menurut Ardern, jikalau pelaku teror disebutkan namanya, ia akan menerima banyak hal.
"Dia (pelaku) menerima banyak hal dari agresi terornya, kecuali satu hal, yakni kemasyhuran. Itulah mengapa Anda tidak akan pernah mendengar saya menyebut namanya," tegas PM Ardern dalam pernyataan emosional dikala rapat khusus DPR New Zealand, ibarat dilansir AFP, Selasa (19/3/2019).
Dalam pernyataan terbaru ini, PM Ardern mengawalinya dengan salam dalam bahasa Arab, assalamualaikum. PM Ardern menegaskan kekuatan aturan penuh akan diberlakukan terhadap pelaku.
[video]
Sumber https://www.portal-islam.id