[PORTAL-ISLAM.ID] Kualitas seseorang sanggup dilihat dari siapa temannya. Karena itu orang renta dan para bijak bestari mengajarkan kepada kita untuk berhati-hati dalam menentukan teman.
Tidak boleh sembarangan, asal bergaul. Siapa sahabat kita, menyerupai itulah kita. “Show me your friends, I’ll tell you, who you are.”
Pepatah itu juga berlaku bagi Presiden Jokowi menyusul operasi tangkap tangan (OTT) Ketua Umum PPP Romahurmuziy Jumat (15/3). Romi yakni pendukung utama dan sahabat dekat Jokowi.
Situs gosip berbasis di Singapura The Straits Times bahkan menulis judul Key Jokowi backer detained by Indonesia’s anti-graft agency. Pendukung utama Jokowi ditangkap KPK.
Ya evaluasi itu benar adanya. Dibandingkan ketua umum partai pendukung lainnya, secara kasat mata Romi paling dekat dengan Jokowi. Dia sering tampil dalam beberapa acara dan bepergian bersama Jokowi.
Foto-foto dan video kebersamaan Romi dan Jokowi bertebaran di media sosial. Ada dua video yang sangat kontroversial dan paling banyak dibagikan.
Video pertama, dikala Romi duduk di dingklik depan kendaraan beroda empat presiden sambil merekam Presiden Jokowi yang duduk di dingklik belakang. Jokowi terlihat melempar-lemparkan bungkusan masakan kepada warga. Romi dan Jokowi terlihat tertawa-tawa.
Peristiwa itu diduga terjadi ketika Jokowi melaksanakan kunjungan kerja di Jawa Timur (3/2/2018). Romi mengunggah video tersebut di akun twitternya.
Banyak yang mengecam perilaku Jokowi. Perilakunya dinilai sangat primitif, merendahkan rakyat. Menikmati rakyat jelata berebut masakan yang dilemparkan seorang penguasa.
Video Kedua dikala Romi nge-vlog bertiga bersama Jokowi dan Kyai Maimoen Zubair. Dalam video itu Romi terdengar mendiktekan kalimat yang harus diucapkan Mbah Moen. Sebelumnya Romi meminta Mbah Moen meralat doa.
Dia meminta Mbah Moen mendoakan Jokowi biar terpilih kembali sebagai presiden, tapi justru Prabowo yang didoakan. Peristiwanya juga terjadi pada tanggal 3 Februari. Hanya tahunnya berbeda, 2019.
Setelah Romi, kemungkinan besar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bakal menyusul. KPK menemukan uang ratusan juta di ruang kerja Lukman dalam bentuk mata uang rupiah dan dolar.
Kalau melihat rangkaian kasusnya sangat sulit bagi Lukman untuk mengelak. Romi ditangkap KPK alasannya yakni memperjualbelikan jabatan di lingkungan Kemenag.
Ketika ditangkap Romi gres mendapatkan suap. Sebesar Rp 250 juta untuk jabatan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Depag Jatim, dan Rp 50 juta untuk jabatan Kepala Kantor Depag (Kakandep) Gresik. Uang receh bahwasanya untuk orang sekelas Romi, sahabat bersahabat Jokowi.
Ketua KPK Agus Rahardjo menyatakan Romi sudah beberapa kali mendapatkan suap. Ini bukan pertama kalinya. Kalau dikalikan jumlah provinsi dan kabupaten seluruh Indonesia, uang receh itu akan terkumpul menjadi uang besar.
Belum lagi jikalau bicara beberapa jabatan lain di kantor sentra dan Rektor sejumlah perguruan tinggi tinggi di bawah Depag.
Kok Romi sanggup mengatur jabatan di Depag? Nah disitu kuncinya. Romi yakni Ketua Umum PPP. Lukman yakni menteri perwakilan PPP di kabinet. Sulit untuk mengelak bahwa Romi sanggup leluasa bertindak tanpa sepengetahuan Lukman dan Sekjen Depag.
Dari mana beliau sanggup mengetahui jabatan mana saja yang lowong dan bagaimana beliau memastikan seseorang sanggup mendudukinya? Karena itu dua ruang kerja pejabat tinggi negara itu disegel dan digeledah KPK.
Ini business of influence. Jual beli jabatan melalui imbas politik yang dimiliki Romi. Kalau toh tidak terbukti, dan kemudian ada deal-deal politik sehingga Lukman lepas, secara watak politik beliau sudah cacat.
Romi bukan orang pertama bulat dekat Jokowi yang tersandung persoalan korupsi. Sebelumnya Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto juga dijebloskan KPK ke penjara. Novanto divonis 15 tahun penjara alasannya yakni korupsi proyek pengadaan e-KTP.
Novanto merupakan pendukung utama Jokowi. Partai Golkar termasuk paling awal mengusung kembali Jokowi sebagai presiden. Sebagai Ketua dewan perwakilan rakyat Novanto juga punya imbas yang sangat besar.
Setelah Novanto, koleganya di Golkar Idrus Marham menyusul masuk penjara. Idrus yakni Mensos dalam Kabinet Jokowi dan pernah menjabat sebagai Sekjen Golkar. Dia juga masuk dalam kelompok pendukung utama Jokowi.
Bukan hanya orang dekat dan menteri di kabinet Jokowi yang terbelit hukum. Politisi Golkar Fayakhun Andriadi dalam persidangan korupsi Bakamla mengaku ada keterlibatan keluarga Jokowi dalam masalah itu.
Namun KPK menyatakan tidak sanggup menindaklanjuti akreditasi Fayakhun. Politisi PDIP Ali Fahmi Habsyi yang menjadi mediator dengan keluarga Jokowi menghilang. Case closed. Kasusnya ditutup.
Ditangkapnya Romi sekitar satu bulan jelang pilpres, terang merupakan kabar buruk. Apalagi jikalau hingga Menag Lukman Hakim menyusul. Bisa bikin kiamat.
Mata publik akan semakin terbuka siapa bahwasanya Jokowi. “Kalau mau lihat seseorang, lihatlah siapa yang menjadi temannya.” end
Penulis: Hersubeno Arief Sumber https://www.portal-islam.id