[PORTAL-ISLAM.ID] Romy kena OTT KPK. 1x24 jam balasannya ditetapkan jadi tersangka. Mengenakan baju orange dengan tangan diborgol, Romy keluar dari kantor KPK (16/3). Kok diborgol? Biarlah KPK yang jawab. Spekulasi bermunculan. Ada yang bilang: supaya tak lari. Yang lain bilang: semoga tak bicara di depan media, sebab beban. Macam-macam komentar. Hanya KPK yang punya otoritas menjelaskan.
Romy kelar. Karirnya selesai. Ketua umum PPP ini sudah jadi tumbal demokrasi padat modal. Dia harus hadapi konsekuensi sebagai pencari dan penyedia dana untuk partai. Kaprikornus ketua partai itu berat bro...
Ditinggal Romy, bagaimana nasib PPP? Salah satu partai pujian Umat Islam ini apakah akan ikutan kelar? Ini ujian terberat yang harus dihadapi partai berlambang Ka"bah. Dua ketua umumnya telah menghadapi takdirnya sebagai tahanan KPK, yaitu Surya Darma Ali dan Romahurmuziy, atau sering dipanggil dengan nama kerennya "Romy".
Kelar Romy, PPP tak otomatis mati. PPP masih punya tokoh kharismatik dan kuat di partai. Malah sanggup dibilang tokoh sentral. Besar-kecilnya PPP bahkan sangat dipengaruhi oleh tokoh sentral ini. Dia yaitu K.H. Maemoen Zubair.
1998, ketika sejumlah ulama pindah ke PKB, termasuk diantaranya yaitu Ma"ruf Amin yang kini jadi cawapresnya Jokowi, Sang Kiyai tetap istiqamah berada dan menjaga PPP. Keberadaan Sang Kiyai benar-benar jadi soko guru bagi PPP. Tanpa Sang Kiyai, PPP tak gampang untuk bertahan, terutama ketika banyak tokoh dan kiyai NU hijrah ke partai gres berjulukan PKB dan meninggalkan PPP.
Dengan kelembutan dan kesabarannya, Sang Kiyai tak sanggup diabaikan pengaruhnya bagi eksistensi PPP sampai hari ini. Tidak saja di PPP, Mbah Moen, panggilan bersahabat K.H. Maemoen Zubair ini, juga punya efek lintas partai. Siapapun calon presiden, tak sanggup mengabaikan pengaruhnya.
Pengaruh Mbah Moen makin terasa akhir-akhir ini ketika kedua capres yaitu Prabowo dan Jokowi "berebut doa". Tragedi "ralat doa" oleh Romy juga sempat ramai di jagat Indonesia. Tragedi ini diramaikan lagi oleh publik ketika Romy ditangkap KPK. Banyak yang bilang: Romy kualat sama Mbah Moen. Ah, ada-ada aja.
Siapapun yang nanti akan menggantikan Romy sebagai ketua umum PPP, mesti orang yang dekat dan sanggup restu dari Mbah Moen. Ini penting terutama untuk pertama, menjadi jalan tengah dan juru tenang atas konflik berkepanjangan dua kubu di badan PPP. Kedua, sebagai spirit PPP di tengah ikhtiarnya mengejar elektabilitas sampai 4 persen sebagai syarat minimal elektoral threeshold.
Untuk memenuhi dua kepentingan ini, PPP butuh darah segar. Kehadiran tokoh baru, muda dan energik, serta sanggup restu dan support Mbah Moen sangat dibutuhkan untuk mengakhiri konflik di PPP dan memberi semangat kader mengejar elektoral threeshold.
Salah satu tokoh yang sedang naik daun, dibicarakan perannya oleh publik dan punya efek di kalangan umat yaitu K.H. Ahmad Wafi. Orang mengenalnya dengan sebutan Gus Wafi.
Tokoh muda yang berusia 40-an tahun ini selain matang, juga telah usang berkiprah di PPP sebagai ketua DPW PPP Jateng. Gus Wafi juga yaitu putra kandung Mbah Moen sendiri. Tentu, support Sang Ayah tak akan diragukan.
Akan lebih gampang Mbah Moen untuk membimbing dan memberi nasehat bagi Sang putra menahkodai PPP dalam perjalanan sejarah politiknya kedepan. Jika ini terjadi, maka PPP menyerupai akan terlahir kembali.
Gus Wafi, kapasitasnya sebagai ulama yang berpengaruh, diprediksi sanggup mengembalikan marwah PPP sebagai partai umat yang oleh Romy sempat dibawa melalang buana keluar dari fitrah dan Khittah keumatan.
Sejak ada rumor bahwa Romy tersandera kasus dan diprediksi tak akan sanggup keluar dari bidikan KPK, nama Gus Wafi terus muncul dalam bayang-bayang suksesi di PPP. Di belakang panggung, terjadi pembicaraan intensif oleh sejumlah pengurus pusat PPP. Artinya, banyak yang merindukan PPP kembali ke tangan ulama. Seorang pemimpin berpeci, fasih berceramah agama, punya kharisma dan disegani umat, tapi terasah pengalaman politiknya dan mempunyai idealisme yang tak gampang goyah. Gus Wafi yaitu salah satu putra K.H. Maemoen Zubair yang punya kriteria itu.
Keuntungan kalau Gus Wafi jadi ketua umum PPP, partai Ka"bah ini akan secara otomatis mendapat suplai derma massal dari para alumni dan santri Mbah Moen. Tidak saja sebagai pendukung, tapi mereka akan jadi mesin mobilisasi yang sangat militan dan efektif.
Santri Mbah Moen bertebaran di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan sebagian luar Jawa. Mereka yaitu para ulama dan tokoh di kawasan masing-masing. Kendati mereka bukan kader PPP, militansi untuk ta"dzim, melayani dan memenangkan "dzuriyah" kiyai tak diragukan. Bagi para santri, inilah satu-satunya kesempatan paling berharga untuk pertanda ta"dzim mereka kepada Kiyai. Ini terang akan jadi energi kasatmata yang akan diperoleh PPP kalau dipimpin oleh salah satu putra K.H. Maemoen Zubair.
Jakarta, 17/3/2019
Penulis: Tony Rosyid Sumber https://www.portal-islam.id