[PORTAL-ISLAM.ID] Ini ialah Haji Daud Nabi, pengungsi dari Afganistan berusia 71 tahun yang tubuhnya menjadi tameng melindungi jama'ah lain ketika terjadi penembakan sadis di Masjid Selandia Baru ketika Jum'atan hendak ditunaikan 15 Maret 2019.
Putra Haji Daud Nabi, Yama Nabi yang selamat alasannya ialah terlambat tiba menceritakan:
Yama Nabi berlari 10 menit terlambat ke salat Jumat ketika ia mendekati masjid dan melihat ada sesuatu yang salah. Dia memarkir mobilnya di dekatnya, menyuruh putrinya yang berusia enam tahun Zahal untuk menunggu dan berlari.
(Yama Nabi)
Dia melewati badan seorang laki-laki di selokan dan lalu seorang wanita. Pria lain, berteriak, berusaha mengangkat dan menggendongnya, sementara yang lain berusaha menariknya kembali. Mengingat luka kepalanya yang mengerikan, terperinci bahwa ia sudah mati.
Lebih bersahabat lagi ia melihat seorang lelaki Somalia yang sering ia lihat di masjid bersama putranya yang masih muda, seorang bocah badung yang ia ingat dimarahi alasannya ialah bermain ketika ia seharusnya sholat. Pria itu bersandar di dinding, rupanya tertembak di kaki. Dia telah melepas jaketnya untuk meletakkannya di atas badan putranya.
Polisi yang gres saja tiba di daerah kejadian melarang Yama Nabi memasuki masjid.
Di luar masjid, seorang temannya yang berjulukan Ramazan, menyampaikan kepadanya sekali dan lalu dua kali lagi, "Ayahmu menyelamatkan hidupku. Ayahmu menyelamatkan hidupku."
"Aku tidak mengerti maksudnya," kata Yama Nabi ketika ia bangun di taman memandang ke jalan di masjid di mana polisi forensik masih bekerja.
Dia pikir perkataan Ramazan berarti bahwa ayahnya, Haji Daud Nabi, telah membantunya melarikan diri, tetapi ayahnya tidak ditemukan di mana pun. (Yama Nabi belum tau dimana dan bagaimana kondisi ayahnya).
Polisi membawa Yama Nabi dan keluarga lain serta orang-orang yang selamat ke Rumah Sakit Christchurch di dekatnya, tetapi dalam kekacauan itu hanya ada sedikit info yang diteruskan kecuali korban tewas yang terus bertambah.
Yama Nabi mulai menonton dan menonton kembali video laki-laki bersenjata itu hingga ia menemukan ayahnya terbaring telentang.
"Aku harus kembali memutar video maju mundur dan maju mundur untuk memastikan, tapi saya tahu itu ia (ayahnya yang sudah meninggal)."
Dia alhasil tersadar perkataan temannya yang selamat bahwa ayahnya telah melangkah di depan sebuah peluru melindunginya.
Haji Daoud Nabi ialah seorang mekanik mobil-mobil renta yang lolos dari invasi Rusia ke Afghanistan dan membawa keluarga mudanya ke Selandia Baru.
Saudara laki-laki Yama, Omar Nabi, menyampaikan ayahnya melompat di garis tembak untuk menyelamatkan hidup orang lain dan ia telah meninggal dengan mengorbankan nyawanya untuk orang lain yang lebih muda.
Ditanya bagaimana perasaannya ihwal pengorbanan ayahnya, Omar Nabi berkata: "Waktu Anda sudah habis tetapi Anda membantu orang lain untuk hidup alasannya ialah mereka lebih muda - hidup mereka harus terus berjalan."
"Hanya membantu orang ialah hal utamanya. Itu membuatku merasa ibarat ia ingin orang lain hidup," kata Omar Nabi.
Dia bilang ia dapat memakai sejuta kata untuk menggambarkan ayahnya.
"Dia ialah seorang laki-laki dengan banyak talenta ... dan kebijaksanaan yang ia bagikan untuk dipakai sebagai keterampilan hidup. Dia laki-laki yang sangat rendah hati yang telah membantu banyak orang."
(Omar Nabi memperlihatkan foto ayahnya)
Omar Nabi menyampaikan ayahnya akan dimakamkan tetapi ia ingin membawanya kembali ke Afghanistan.
Sungguh janjkematian yang indah.. hanya nirwana daerah kembali terindah untuk Haji Daud dan para syuhada masjid Selandia Baru.
Sumber: https://www.brisbanetimes.com.au/world/oceania/yama-was-running-late-for-prayers-his-father-died-shielding-another-man-20190316-p514qf.html
Sumber https://www.portal-islam.id