[PORTAL-ISLAM.ID] Hari Jumat (22/3) ini akan menjadi hari yang panjang bagi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Setelah Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Romi) ditangkap KPK, Lukman terus menghitung hari.
KPK sudah menggeledah ruang kerjanya dan menemukan uang ratusan juta dalam mata uang dolar dan rupiah.
KPK belum menjelaskan uang apa itu. Tapi melihat langkah KPK menyita uang tersebut, diduga ada kaitannya dengan suap jual beli jabatan yang dilakukan Romi. Selain uang tersebut, di ruang kerja Lukman KPK juga menemukan uang honorer menteri, tapi tak disita.
Jumat pekan kemudian (15/3) KPK menangkap tangan Romi di Surabaya. Dia mendapatkan suap dalam bisnis haram jual beli jabatan di Kementerian Agama. Dari Kakanwil Depag Jatim Romi mendapatkan suap Rp 250 juta. Dari Kepala Kantor Depag Kabupaten Gresik mendapatkan Rp 50 juta.
Dari penyelidikan KPK Romi sudah beberapa kali mendapatkan suap dari para pemburu jabatan di Depag. Jabatan yang diperjualbelikan mencakup Kakanwil di level provinsi, Kakandep di level Kota/Kabupaten, jabatan rektor sekolah tinggi tinggi di bawah Depag, dan jabatan di kantor pusat.
Bagi para pesakitan yang berurusan dengan KPK, Jumat biasanya menjadi hari keramat. KPK sangat sering memutuskan seseorang menjadi tersangka pada hari Jumat.
Melihat alur kisah masalah Romi, dan inovasi uang ratusan juta di kantornya, sangat sulit bagi Menag Lukman Hakim untuk mengelak. Romi terlibat dalam jual beli jabatan yang menjadi kewenangan Menag.
Sebagai orang luar bagaimana mungkin Romi sanggup leluasa mengatur jabatan di lingkungan Depag? Pasti ada campur tangan dan melibatkan pejabat yang berwenang. Apalagi Menag ialah anggota parpol yang dipimpin Romi. Secara organisasi Lukman ialah anak buah Romi di PPP. Dia punya efek besar atas Lukman.
Hari Jumat ini para pimpinan media sudah memerintahkan para reporternya untuk berkemas-kemas di KPK. Sejumlah stasiun televisi juga sudah menyiapkan siaran langsung. Mereka menanti isu besar yang layak BREAKING NEWS!
Soal penetapan Lukman ini menjadi spekulasi yang paling hangat diperbincangkan. Beberapa penjudi mengakibatkan momen ini sebagai obyek pertaruhan.
Kasus ini mengingatkan kita pada Surya Darma Ali yang digantikan Lukman. Menteri pada Kabinet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga terbelit korupsi. Dia mengundurkan diri segera sesudah ditetapkan KPK sebagai tersangka.
Surya Darma ditetapkan sebagai tersangka pada hari Kamis (22/5/2014), sehari sebelum Jumat keramat. Dia mundur hanya kurang dari dua bulan sebelum pelaksanaan pilpres pada 9 Juli 2014. Jika hari ini KPK memutuskan Lukman sebagai tersangka, kasusnya akan menjadi sebuah pengulangan. Hari ini sempurna 25 hari sebelum Pilpres 2019.
Yang agak berbeda dikala itu SBY akan mengakhiri masa jabatan kedua. Tak ada kepentingan politik yang harus diperhitungkan. Sementara bagi Jokowi dikala ini merupakan masa-masa kritis.
Dalam satu pekan terakhir Jokowi sedang mengalami pukulan berganda. Selain penangkapan Romi, publikasi hasil survei Litbang Kompas membuatnya goyah. Penetapan Lukman sebagai tersangka, akan menjadi hattrick 0-3 bagi Jokowi.
Bisa dipastikan dikala ini terjadi tarik menarik kepentingan yang alot di belakang layar. Negosiasi politik tingkat tinggi sedang berlangsung. Jokowi sangat berkepentingan supaya Lukman jangan hingga menjadi tersangka.
Lukman ibarat sedang menghitung suara tokek. Tersangka….tidak……Tersangka….tidak.
DEJAVU Pak Menteri.
Penulis: Andang Burhanuddin Sumber https://www.portal-islam.id