SURVEI KOMPAS
Kompas mulai bergerak ke tengah. Sejak memasuki fase debat, sudut pandangnya konkret bagi kedua calon. Ia bermain aman.
Walaupun selisih antar kandidat mencapai 11,8 persen; tapi hasil 49,2% bagi petahana, dengan keterangan musim yang terus menurun; menggugat “kenyamanan” petahana yang selama ini dilegitimasi oleh “korps forum survei”. Kini, angkanya sudah di bawah 50%. Survei ini seolah-olah memperkuat bacaan Eep sebelumnya melalui Pollmark.
Kompas juga seolah-olah mengatakan:
“Ayo Prabowo-Sandi, sisa sedikit lagi. Lebih ulet ya”
Juga seolah-olah mengatakan:
“Hati-hati Jokowi-Ma’ruf, kau dapat terkejar lho”
Sekali lagi, survei ini tidak menggambarkan hasil akhir, tapi ingin memperlihatkan pesan, kesempatan masih terbuka bagi kedua belah pihak. Survei ini juga “mendebat” dengan caranya sendiri, pedoman dari “korps forum survei”, mendebat pedoman “Pemilu sudah berakhir dengan kemenangan telak bagi petahana”.
Jadi. Siapakah yang menang pada 17 April 2019? Untuk sementara ini, biarlah diam-diam itu terjaga di Lauhul Mahfudz. Saat ini kesempatan berikhtiar bagi para pihak. Yang puas dengan keadaan silahkan menentukan petahana; yang menginginkan perubahan, dapat mencoba resep yang berbeda.
Kita dapat berbeda, tapi Indonesia tetap milik kita bersama.
Lalu Pahrurrozi
(Ketua GARBI NTB)
Sumber https://www.portal-islam.id