17 April Selamat Tiba Presiden Baru

17 April Selamat Tiba Presiden Baru

17 April Selamat Tiba Presiden Baru


Saya sudah pernah memberikan dalam banyak seminar politik yang saya isi, bahwa:

Kalau elektabilitas capres 01 dibawah 50% sebelum ahad tenang.

Maka 01 sangat mungkin dapat dikalahkan, lantaran ril nya ketika ini, selisih angka elektabilitas antara 01 dan 02 hanya sisa 6%. Tidak lebih.

Cara melihat elektabilitas seorang capres petahana tentu beda mindset-nya dengan cara kita melihat elektabilitas calon penantang.

Angka petahana dibawah 60% saja itu sangat jelek apalagi dibawah 50% menyerupai kini ini. Angka Jokowi ketika ini sangat jauh dari elektabiltas SBY yang mencapai 71% ketika mau melanjutkan periode ke-2 di Pilpres 2009.

Kemudian, sesuai teori politik, biasanya elektabilitas petahana yang manis itu cenderung bertahan tidak menurun, kini ini sebaliknya, angka Jokowi terus menurun dari 60% 2018, 55% awal 2019 dan dibawah 50% bulan ini.

Seharusnya elektabilitas petahana harus bertahan kemudian dikejar oleh penantang, tapi yang terjadi ketika ini yakni penantang tren-nya terus naik sedangkan petahana terus turun, ini lampu merah buat petahana.

Oleh alasannya itu, semua forum survei mainstream ketika ini sudah "dibeli" oleh capres petahana, namun itu tidak masalah, bunyi rakyat masih aman.

Ancaman terbesar ketika ini dalam pilpres bulan depan adalah, adanya komitmen curang yang didukung oleh kekuatan internasional, hanya itu. Selebihnya tidak ada.

Antisipasi yang harus dilakukan adalah, capres penantang harus lebih rajin melobi semua negara berpengaruh di dunia biar netral dalam pilpres, minimal mereka tidak memihak ke 01.

Tidak dapat dipungkiri, negara model kita masih sangat tergantung kepada kekuatan hegemoni internasional dalam skala politik level pilpres. Jangankan kita, Amerika saja kebobolan "orangnya" Rusia ketika ini yang sedang menghuni gedung putih.

Soal arus bawah sudah sangat firm, capres no 02 sudah menang telak, apapun perjuangan petahana membayar semua forum survei juga media.

Yang belum firm yakni di level elit, itu yang sangat menentukan, ingat, kita pinjam bahasa Stalin dulu di Soviet, "yang mencoblos tidak memilih hasil pemilu, tapi yang mengurus hasil pencoblosan, merekalah yang akan memilih hasil akhir".

Maksudnya yakni penyelenggara pemilu dan semua pemangku kepentingan dalam skala panitia dan pressure grup dibelakangnya yang akan memilih hasil final pilpres.

Rakyat harus terus maksimal berikhtiar dalam segala lini, secara maksimal dan tanpa kompromi.

Presiden gres bukan hadiah, tapi harus diperjuangkan meskipun harus dengan "berdarah darah". Itulah wajah orisinil politik.

Tengku Zulkifli Usman
(Analis Politik)

__
*Sumber: fb penulis


Sumber https://www.portal-islam.id
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Tidak ada komentar

Advertiser