MELAWAN ISLAMOPHOBIA
Sejak kemarin, kita membersamai luka yang dalam saudara-saudara kita Muslim #NewZealand yang mengalami pembantaian secara kejam. Ideologi #Islamophobia berbahaya bagi masa depan ummat manusia. Mari kita hentikan kebencian kepada sesama biar tiada korban selanjutnya.
Tak akan ada tetesan darah yang sia-sia. Semoga seluruh korban pembantaian di Masjid #NewZealand menjadi Syuhada fi sabilillah. Dan setiap tetes darah melahirkan kesadaran bahwa di atas gelap #Islamaphobia ini, da’wah Islam punya kiprah berat membawa pesan hening kepada manusia.
Mungkin kita tidak terlalu sadar bahwa #Islamophobia yakni ideologi lama, ideologi yang menempel pada rasisme di Barat. Setelah pembantaian muslim Bosnia, melengkapi Apartheid di Palestina, kita sedikit terbangun tapi tertidur lagi. Kita masih belum sadar.
Kita tertidur alasannya yakni kaum intelektual di Barat dan para donatur berhubungan membangun narasi #Islamophobia; mereka menuduh muslim mengajarkan kebencian kepada non muslim semenjak kecil, mereka menganggap anutan Islam mengandung #HateSpeech dan layak di-kriminalisasi.
Nyaris tak ada perlawanan. Bahkan dari negara muslim yang ada hanya Turki yang angkat bunyi keras. Presiden @RT_Erdogan terperinci menggunakan kata #Islamophobia dan menuduh setting media barat yang selalu tidak adil. Dapatkah kita bayangkan bagaimana beritanya jikalau pembunuh itu Muslim?
Kata presiden @RT_Erdogan, teroris hanya dikabarkan kepada agama Islam, itulah salah satu bentuk positif #Islamophobia. Kita gak pernah mendengar ia dinisbahkan ke agama lain. Bahkan dikala yang jadi korban muslim pun teroris-nya tetap disebut #IslamicTerroris.
Di negara kita, terasa betul bahwa kita tidak punya taktik narasi melawan #Islamophobia. Itulah yang menciptakan kita lebih nampak ikut2an narasi rasial itu ketimbang punya tanggapan dan narasi kontra. Paling tidak pemimpin INDONESIA kebanyakan bingung. Ada juga yang berbisnis #Islamophobia.
#Islamophobia yakni industri yang merek dagangnya dibangun ber-abad-abad sehingga mempunyai dasar berpikir dan taktik pemasaran yang kuat. Di Indonesia, cukup banyak doktor dan guru besar lahir dengan kajian yang memperkuat #Islamophobia dan nyaris tak ada perawanan.
Kemarin Ada 2 agresi teroris: Setelah Bom Sibolga, kemudian Pembantaian di 2 masjid Christchurch kita menyaksikan respon 2 kepala negara yang tak imbang. PM NewZealand menjadi trending. Presiden Indonesia tidak mengirim pesan yang berarti kepada rakyatnya apalagi kepada dunia.
Apa yang terjadi di negeri ini? Kegamangan yang fatal. Indonesia, negara muslim terbesar ini tidak punya wangsit sendiri wacana cara melawan #Islamophobia. Jangankan membangun narasi tandingan, kita ikut2an. Sebagian ikut berdagang. Sungguh menyedihkan.
Sekali lagi, kita mengirim dukacita kepada korban final hidup yang meninggalkan keluarga dan anak2 tersayang. Semoga Allah SWT mengakibatkan mereka syuhada. Dan keluarga diberi kesabaran. Tugas kita berat melawan semua ideologi kebencian. Dan mengirim pesan perdamaian.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terperinci menyebutkan bahwa salah satu tujuan kita bernegara adalah
"...ikut melakukan ketertiban dunia yang menurut kemerdekaan, perdamaian infinit dan keadilan sosial,"...cukup terperinci misi kita tapi artikulasi kita Samar. Sekian.
(Dari twit @Fahrihamzah 16-17 Maret 2019)
Sumber https://www.portal-islam.id